Senin, 29 April 2013

“Hey, pecundang!"


Hy, saya terpesona pada sesosok Penjaga malam, Penguntit senja, Pengukir malapetaka, Pecinta kamae-furiko. Pada sorot mata dan bentuk rahang yang dimilikinya. Sorot mata yang membuat saya tak henti untuk selalu meniliknya. Terpesona dengan segala watak dan sifatnya, sejuta masalah yang dia alami, segala keburukan yang sebenarnya saya sangat membenci hal itu.
Tapi entah, saya bisa menyukai segala keburukan itu. Mungkin itu yang ada dalam pikiran  saya saat ini “saya menyukai” dan berharap kata itupun yang akan tetap ada dalam ingatan saya ketika saya melihat secara langsung keburukan itu.
Pada kenyataannya saya hanya bisa mengungkapkannya dengan cara bungkam. Ingin sekali untuk berceloteh, namun malaikat pada sisi kanan seraya menyegel lisan saya untuk menyerukan hal itu. Yaa, saya pikir malaikat itu mengambil tindakan yang benar.
Pada akhirnya pengambilan sikap yang dilakukan oleh malaikat itu benar adanya. Meskipun banyak yang menyatakan bahwa “Berani Jujur Itu Hebat!” namun saya berbeda. Saya memang pecundang! Hanya seorang penguntit, hanya seorang penikmat suasana. Hanya ingin membuat keadaan yang sedemikian rupa sebisa mungkin membaik.
Membaik entah dengan kebohongan apa. Kebohongan yang membuatnya merasa lebih baik. Kebohongan yang menggerogoti perasaan diri sendiri. Berjuta katapun telah terucap. Pada kenyataannya kebohongan adalah kebohongan. Entah untuk apapun itu dimaksudkan, kebohongan tetaplah kebohongan!
Kebohongan dari seorang yang ingin menjadi “ada” meskipun tidak terlihat. Kasat mata, bahkan dianggap tak berperan apapun. Namun sebenarnya itu “ada”. Katakanlah “Hey, pecundang!”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar