Aku..
Aku memang tidak mempunyai apa-apa
Aku terlahir di dunia ini tanpa membawa apa-apa
Semua..
Semua bukanlah menjadi kepemilikanku
Aku..
Aku tak seperti Kamu. Tidak seperti Kamu
Kamu, Kamu yang jenius. Kamu yang pintar. Kamu yang pandai
berimajinasi
Kamu yang pantang menyerah. Kamu yang bisa menciptakan
apapun. Kamu yang hanya takut pada sesuatu yang bisa
mengapungkanmu
Kamu yang selalu mendapatkan apa yang kamu
inginkan. Kamu yang selalu membuat orang “iri”. Kamu yang
selalu bisa melakukan segala yang kamu mau
Segalanya, tanpa batas
Semua bisa dengan mudah ada dalam
cengkeramanmu
Yaa, Kamu punya segalanya
Bahkan aku berfikir, Kamu lah pemilik “segalanya” setelah
Tuhan. Tapi..
Tapi ternyata aku salah.
Salah besar jika aku berfikir kalau Kamu memiliki “segalanya”.
Kenapa?
Kenapa aku bisa dengan lancang mengatakan hal ini? Kenapa aku
sampai membelalakkan mulutku untuk mencemoohmu?
Kamu tahu?
Apakah Kamu bisa berfikir dan bisa menjawab pertanyaanku?
Yaa, jawablah!
Pikirkanlah sejenak, pikirkanlah sebelum Kamu meneruskan dan
menyia-nyiakan waktumu untuk membaca rangkaian kata kebencian ini. Pikirkan..
Apakah Kamu mendapatkan jawaban itu? Apakah apa yang Kamu
pikirkan itu adalah sebuah jawaban yang sepadan dengan milikku?
Ok, teruskanlah menyimak.
Teruslah menyimak rangkaian kata kebencian ini.
Satu, satu hal yang Kamu tidak punya. Satu hal..
Satu hal yang sangat berharga yang sama sekali tidak
berfungsi
Satu yang tidak pernah Kamu gunakan. Digunakan sebagaimana
fungsinya
Ini jawaban dariku..
“HATI”
Kamu tidak memiliki satu yang aku miliki ini
Apakah Kamu mempunyainya?
Apakah jika Kamu mempunyainya, Kamu menggunakannya dengan
baik?
Kamu menggunakan itu?
Atau bahkan Kamu hanya mendiamkannya?
Mendiamkannya. Hanya mendiamkannya..
Mendiamkannya hingga membusuk!
Membusuk..
Membusuk hingga merenggut nyawamu?
Hahaaa.. Pikirkanlah sekali lagi!
Apakah selama ini Kamu mempunyai itu?
Memiliki itu “Untukku”?
“Untukku”. Iyaa untukku..
Apakah di sana, di dalam sana ada sedikit celah?
Maaf..
Maafkan aku..
Maafkan aku karena aku terlalu memaksamu hingga Kau
mengernyitkan kening lebarmu itu.
Maafkan..
Maafkan karena aku hanyalah seorang yang egois
Seorang gila yang tak sadar akan betapa rendah dirinya
Betapa rendah dia sehingga sebegitu lancangnya untuk
mencoba menjamahmu
Mencoba menjamah sebuah “hati”
Sebuah yang tak pernah tersentuh oleh seorangpun
Maaf, karena aku terlalu lancang
Maaf..
Ini adalah ungkapan maafku yang terakhir
Karena dengan senang hati dan penuh kesadaran diri, aku..
Aku memutuskan untuk masuk ke dalam recycle bin
Aku akan lenyap..
Bahkan ketika Kamu mencoba untuk mendapatkannya kembali
Mencoba untuk me-restore
Mencoba untuk menemukanku
File itu tak akan Kamu dapatkan
Hingga celah itu muncul
Muncul dan membentuk sebuah rongga
Terimakasih.
*Please play “Sandhy Sondoro – End Of The Rainbow” ketika
Kamu membacanya. Ulangilah dari awal bila Kamu ingin menemukanku. Tempatku.
Kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar